RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Tanggul di Kampung Solokan Kendal Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi jebol. Padahal, tanggul yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum ini baru dibangun setahun lalu.
Akibat jebolnya tanggul, ratusan warga yang bermukim di sekitar tanggul kini waswas dengan ancaman luapan Sungai Citarum.
“Seminggu saja dibiarkan, tidak ada penanganan, akan membahayakan. Apalagi kan hujan sedang turun lagi dalam beberapa hari terakhir. Jadi kami harap segera ini diperbaiki,” kata Camat Muaragembong, Lukman Hakim, Senin (23/1/2023).
Menurut Lukman, tanda-tanda tanggul akan jebol itu terjadi sejak sepekan lalu. Derasnya aliran sungai mengikis fondasi tanggul. “Jadi pertama-tama itu tanggulnya miring, lama kelamaan makin parah dan akhirnya jebol. Kejadian jebolnya itu hari Sabtu (21/1/2023) kemarin,” ucap Lukman.
Tanggul yang jebol memiliki panjang kurang lebih 15 meter. Tanggul yang terbuat dari bebatuan kali itu ambrol. Beberapa bagian dari badan tanggul bahkan lebih dulu hanyut terbawa aliran sungai, sedangkan sisanya terbelah, berserakan di sekitarnya.
Akibat jebolnya tanggul, aliran sungai pun meluap hingga ke badan jalan. Lebih dari itu, jebolnya tanggul turut mengakibatkan badan jalan amblas hingga sepanjang 20 meter. Lalu, sejumlah tiang listrik pun nyaris roboh dengan kemiringan mencapai 30 derajat karena lapisan tanah yang bergerak.
Lukman menyayangkan jebolnya tanggul. Pasalnya, tanggul tersebut telah lama diusulkan warga demi mencegah luapan aliran sungai. Namun, baru setahun dibangun, tanggul tersebut justru amblas.
“Setahu saya ini tanggul TPT yang dikerjakan oleh BBWS di awal tahun 2022, entah bagaimana, silakan bisa menilai kualitasnya seperti apa. Spesifikasi teknisnya mungkin yang punya ilmu yang paham, tapi faktanya bisa dilihat oleh publik kualitas pekerjaannya,” ucap dia.
Lukman menambahkan, jebolnya tanggul tidak hanya terjadi di Pantai Bahagia namun juga di Kampung Kedung Bokor Desa Pantai Bakti. Di lokasi tersebut, tanggul sementara yang dibuat tidak mampu menahan tekanan air. Sehingga membuat jalan amblas hingga mencapai 200 meter.
“Di Kedung Bokor ini sudah ditangani oleh BBWS diklasifikasinya tanggap darurat tapi karena bebannya berat jadi dampaknya ke jalan kabupaten, amblas. Lebih kurang 200 meter,” ucap dia.
Sebagai daerah hilir, lanjut Lukman, Muaragembong kerap dihantam luapan Sungai Citarum bahkan hingga terjadi banjir bandang pada awal 2020 lalu. Untuk itu, seharusnya tanggul dibuat dengan kualitas terbaik sesuai dengan karakter sungai Citarum. Karena jika tidak dibangun maksimal, warga yang menjadi korban luapan.
“Saya sudah laporkan ke Pak PJ Bupati. Harapan saya jangan sampai kejadian tanggul jebol seperti di awal 2020 yang menimbulkan banjir bandang,” ucap dia. (arb)***