RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Siswa SMK Telekomunikasi Telesandi, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi tengah mengembangkan alat pemindai masker. Dengan mengadopsi sistem pengecekan suhu, alat ini mampu mengecek ketebalan masker yang tengah digunakan.
“Karena kan memang di masa pandemi ini, alat kesehatan sedang sangat dibutuhkan. Alat pengecek suhu dan masker seperti wajib. Berangkat dari situ, kami mulai mengembangkannya,” kata Yaqzan, siswa kelas 12 yang turut mengembangkan alat pemindai masker itu.
Bersama dua siswa kelas 12 lainnya, Yaqzan mengembangkan alat pemindai masker yang diberi nama TELSmeter itu. Menurut dia, pengembangan TELSmeter sudah berlangsung sejak enam bulan lalu.
Ketika itu, kasus covid-19 tengah terkendali namun ada potensi meningkat setelah masuknya varian delta ke Indonesia. Kemudian ketika kasus benar-benar memuncak, pengembangan TELSmeter pun makin serius.
Yaqzan mengatakan, pengembangan TELSmeter mengadopsi dari alat pengecek suhu tubuh di bandara. Setiap orang yang baru turun dari pesawat dipindai suhu tubuhnya dengan kamera khusus yang telah dikalibrasi.
Sedangkan pada TELSmeter ini, kamera dipasang untuk memindai ketebalan masker. Sesuai ketentuan Satgas Covid-19 Pusat, setiap orang harus menggunakan dua masker yakni medis dan kain atau minimal lima lapis.
“Jadi harapannya alat ini bisa menjadi skrining di bandara atau tempat umum lain. Jadi tidak hanya suhunya tapi maskernya sudah sesuai atau tidak,” ucap dia.
Anggun, guru pembimbing mengatakan, pengembangan TELSmeter sempat terkendala pada proses kalibrasi alat. Membutuhkan setidaknya enam bulan untuk menyinkronkan alat dengan objek yang dipindai. “Kemudian ada proses pemograman yang butuh waktu sampai tiga bulan dan sekarang sudah menunjukkan progresnya,” ucap dia.
Guru Jurusan Teknik Transmisi Komunikasi ini mengatakan, alat pemindai ketebalan masker ini akan dipaketkan dengan alat pengecek suhu tubuh yang lebih dulu berhasil dikembangkan. Sudah ada dua alat pengecek dulu yang diproduksi, satu di antaranya telah digunakan pada berbagai kegiatan sekolah.
“Yang satu sudah digunakan kalau ada acara sekolah. Siswa atau undangan yang hadir wajib diperiksa suhu tubuhnya dengan alat yang kami kembangkan. Sedangkan yang satu lagi sedang kami sempurnakan,” ucap dia.
Pengecek suhu ini dibuat dengan mengadopsi cara kerja termometer pistol atau thermogun. Namun dibangun dengan tiang setinggi orang dewasa lalu dipasangi dispenser elektronik untuk penyanitasi tangan. Sehingga selain memeriksa suhu tubuhnya, pengguna dapat sekaligus mensterilkan tangannya. (arb/pr)