RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi fokus memantau karantina terutama bagi mereka yang baru kembali dari luar negeri. Pantuan dilakukan guna mencegah penyebaran covid-19 varian Omicron.
Perhatian khusus ini diberikan tidak lepas dari meningkatnya varian baru dari covid-19 ini. Terlebih, Kabupaten Bekasi menjadi daerah yang memiliki kedekatan dengan DKI Jakarta, di mana kasus omicorn tertinggi berada.
Apalagi, sebagai daerah industri terbesar di Indonesia banyak pelaku perjalanan luar negeri yang datang ke Kabupaten Bekasi sebagai tenaga kerja asing.
“Betul, ada perhatian khusus bagi mereka yang baru datang dari luar negeri. Maka pemantauan dari hasil karantian kami awasi betul,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah.
Hal senada diungkapkan Kepala Polres Metro Bekasi, Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan. Pihaknya telah menyusun sejumlah strategi sehingga varian yang berasal dari Afrika Selatan itu, tak menyebar di wilayahnya.
Gidion menyatakan akan lebih memfokuskan potensi penyebaran pada kasus impor (import case) sehingga pemantauan dilakukan kepada para pelaku perjalanan dari luar negeri.
“Untuk Omicron, kami mengantisipasi para pelaku perjalanan luar negeri. Pemantauan khusus akan diberlakukan, tak terkecuali bagi tenaga kerja asing (TKA) yang baru saja tiba di Indonesia atau Kabupaten Bekasi. Tapi kalau TKA-nya sudah ada di sini sebelum kasus Omicron ada, tentu tidak perlu dipantau. Kemudian pemantauan juga kami lakukan bagi masyarakat umum yang baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri dan kembali ke Indonesia,” ucap Gidion.
Gidion mengatakan, Kabupaten Bekasi memiliki karakteristik tersendiri dalam potensi penyebaran omicorn. Karena tidak hanya dari warga lokal yang baru kembali dari luar negeri tapi juga TKA yang banyak bekerja di kawasan industri.
Di sisi lain, terdapat pula beberapa hotel di Kabupaten Bekasi yang dipilih sebagai lokasi yang diperbolehkan untuk karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.
Lokasi karantina ini yang menjadi fokus perhatian lainnya. Apalagi banyak kasus di berbagai daerah, di mana mereka yang karantina justru melarikan diri. (arb)***