RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Pembelajaran tatap muka terbatas resmi digelar di Kabupaten Bekasi, Senin 6 September 2021. Setelah hampir dua tahun belajar di rumah akibat pandemi, para siswa akhirnya bisa kembali ke sekolah.
Pada hari pertama ini, terlihat para siswa bersemangat kembali bersekolah. Banyak di antaranya bahkan bersekolah dengan seragam yang masih baru. Maklum saja, banyak siswa yang baru lulus sekolah dasar kemudian masuk menengah pertama tapi justru tidak pernah datang ke sekolah. Alhasil, seragam baru yang dibeli 1,5 tahun lalu pun belum pernah dipakai.
Selain mengenakan seragam baru dan tas ransel, para siswa ini datang dengan mengenakan masker berlapis. Saat datang ke komplek sekolah, mereka diperiksa suhu tubuh oleh petugas sekolah yang berhaga di gerbang. Siswa yang suhu tubuhnya normal lantas diminta mencuci tangan sebelum masuk ke ruang kelas.
Di ruang kelas, satu meja hanya diisi satu siswa yang kemudian disusun lebih berjarak. Kemudian guru pun mengajar dengan batas jarak tertentu dengan tetap mengenakan masker.
Meski begitu, pembelajaran tatap muka ini diselenggarakan dengan sejumlah pembatasan di antaranya hanya diikuti oleh 50 persen dari total siswa tiap sekolah.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengakui bahwa kebijakan kembali menggelar pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di tengah pandemi merupakan sebuah keputusan yang sangat dilematis. Namun demikian, sektor ekonomi dan sosial juga harus tetap berjalan, di antaranya dengan anak berseekolah.
“Di satu sisi protokol kesehatan menganjurkan semakin kecil mobilitas dan interaksi, semakin aman dari kemungkinan penularan pandemi. Namun sektor ekonomi dan sosial tidak kalah penting. Jadi mengambil jalan tengah yang lebih moderat, di satu sisi protokol kesehatan dijalankan, di sisi lain kehidupan ekonomi dan sosial tetap berjalan,” kata Dani saat meninjau penyelenggaraan PTMT hari pertama di SMPN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Dani mengatakan, jumlah sekolah yang menggelar PTMT sebanyak 2.835 sekolah mulai dari PAUD, SD/sederajat, SMP/sederajat baik negeri dan swasta. Di sisi lain terdapat 29 sekolah yang pembelajaran tatap mukanya ditangguhkan karena tidak memenuhi syarat.
“Jadi tidak semua sekolah bisa kami luluskan untuk bisa tatap muka, yang tidak lulus ada 29 sekolah, karena itu tadi, fasilitasnya belum siap. Ada 95 persen yang boleh PTMT, yang belum lulus mayoritas swasta kalau negeri umumnya sudah memenuhi syarat dan bisa PTM,” katanya. (arb)***