LANGKAH agresif dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi menghadapi pandemi. Berulang kali masuk zona merah, daerah paling timur dari aglomerasi Jabodetabek ini kerap kesulitan mengendalikan penularan covid-19.
Beruntung, perubahan struktur kepemimpinan di Kabupaten Bekasi memunculkan semangat baru dalam penanganan covid-19. Sebagai wujudnya, langkah agresif itu dituangkan dalam bentuk gerakan yakni BERANI: Kabupaten Bekasi Berantas Pandemi.
Tidak hanya sekadar moto, program ini boleh dibilang lebih konkret menangani pandemi. Mulai dari pencegahan, penanganan hingga pemulihan yang dirangkum dalam program yang telah bergulir selama sebulan ini.
Untuk sementara, hasilnya pun cukup menggembirakan. Peningkatan kasus mulai terkendali dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun signifikan. Langkah agresif ini turut dibahas dalam diskusi virtual terbatas yang digelar Pikiran Rakyat bersama Ubahlaku.
Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan, keberhasilan penanganan covid tidak lepas dari gotong royong seluruh pihak. Tidak hanya pemerintahan dan tenaga kesehatan, peran dari berbagai pihak turut memengaruhi, seperti kepolisian dan TNI.
Dani mengatakan, dalam sebulan terakhir, seluruh pihak bekerja keras menangani pandemi dari berbagai sisi mulai dari pencegahan, penanganan, pemulihan serta vaksinasi.
“Sebagai contoh tracing itu kan menjadi tanggung jawab puskesmas tapi kami mendapat dukungan penuh dari kodim. Kemudian polres mendukung penuh pada vaksinasi. Karena mereka mendapat pasokan vaksin yang melimpah dari polda, maka tingkat vaksinasi di Kabupaten Bekasi sangat terbantu,” kata Dani dalam diskusi yang ditayangkan di youtube channel Koran Pikiran Rakyat.
Selain itu, upaya gotong royong dalam penanganan covid pun terwujud dalam pendirian lokasi isolasi terpusat. Sejak gelombang kedua terjadi, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Kabupaten Bekasi pun tinggi. Beruntung tidak ada pasien yang terpaksa dirawat di bagian luar rumah sakit.
“Sebelumnya treatment kami terlalu bertumpu pada rumah sakit jadinya BOR-nya penuh terus. Pada data ditulisnya BOR sampai 95 persen tapi pada kenyataannya itu penuh semua. Maka kami kembangkan isolasi terpusat, ada empat hotel dan juga di lokasi industri. Beruntung, meski Kabupaten Bekasi sempat terpuruk tapi tidak sampai ambruk,” ucap dia.
Sementara itu, Direktur Utama RS Karya Medika II Rudolf Fau mengapresiasi langkah agresif yang dilakukan Pemkab Bekasi. Kunci dari pandemi ini yakni pencegahan yang bakal berpengaruh pada penurunan kasus.
“Kami di kesehatan ada preventif better than kuratif. Sebetulnya cara penanganan covid-19 diutamakan preventifnya. Nantinya dengan sendirinya cost untuk pengobatan turun dengan sendirinya. Dan ini dampaknya dari jumlah kasus di rumah sakit. Satu bulan lebih dampaknya sudah ada tinggal bagaimana Pemkab Bekasi konsisten melakukannya,” ucap dia. (arb)