RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Pemerintah Kabupaten Bekasi tengah berupaya mencari orang tua asuh yang bersedia merawat anak-anak korban COVID-19. Upaya ini dinilai penting untuk membantu mereka yang kini menjadi yatim piatu lantaran orang tuanya meninggal karena COVID-19.
Selain program orang tua asuh, pemerintah pun terus menyiapkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan menegaskan, masa depan anak-anak korban covid-19 ini menjadi hal utama yang harus mendapat perhatian serius.
“Anak-anak yang menjadi korban karena orang tuanya wafat ini turut menjadi perhatian kami. Kami mengupayakan anggaran untuk membantu mereka dan juga menghubungi berbagai pihak untuk turut membantu. Kehidupan mereka harus berlanjut, termasuk masa depannya harus terjaga,” kata Dani yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, sebanyak 1.644 anak menjadi yatim piatu karena orang tuanya wafat akibat covid-19.
Jumlah itu dihitung dari sejak kasus covid-19 ditemukan tahun lalu hingga September 2021. Anak-anak korban covid-19 ini makin meningkat pada Juni-Juli lalu tatkala Indonesia dilanda pandemi gelombang kedua.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Endin Samsuddin mengatakan, pihaknya tengah berupaya memberikan bantuan kepada anak-anak itu. Selain dalam bentuk bantuan sosial, pihak juga tengah membuka komunikasi dengan berbagai pihak agar bersedia menjadi orang tua asuh.
Sejauh ini sudah ada seorang anggota TNI yang bersedia menjadi orang tua asuh untuk tiga anak yatim piatu tersebut. Diharapkan, langkah itu diikuti pihak lainnya.
“Kami membuka komunikasi dengan semua pihak, mudah-mudahan ada yang minat menjadi bapak angkat seperti yang terjadi di Setu, anggota TNI mengangkat tiga orang anak yatim piatu dan menyekolahkannya. Semoga ini bisa diikuti oleh yang lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, lanjut Endin, bantuan sosial dalam bentuk uang tunai tengah disiapkan bagi anak-anak tersebut. Bantuan diberikan oleh berbagai pihak mulai dari Kementerian Sosial RI, Pemkab Bekasi dan CSR dari perusahaan.
Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, jumlah bantuan yang akan disalurkan tidak sesuai dengan jumlah anak-anak yang menjadi yatim piatu. (arb)