RUANGBEKASI.ID | BABELAN
Herman (42), dukun pengganda uang yang sempat viral di media sosial diketahui telah diamankan pihak berwajib. Namun, tidak hanya Herman yang diamankan, sejumlah barang bukti pun turut disita.
Salah satunya lembaran kertas yang mirip uang pecahan Rp 100.000. Warga yang menyaksikan penangkapan Herman menyebut, lembaran kertas mirip uang itu banyaknya mencapai empat karung.
“Kalau dari pihak keluarga bilang (ditangkapnya) dari kemarin (Minggu 21/3/2021) siang jam 3. Semalem itu hanya pengambilan barang bukti. Duit sih infonya dibawa semua buat barang bukti. Saya denger dari yang lihat sih empat karung duitnya,” kata Ketua RT 001/003 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, Mubaidi, Senin, 22 Maret 2021.
Baca juga: VIRAL! Pria Di Babelan Terekam Mampu Gandakan Uang Ratusan Juta Rupiah
Hanya saja, belum diketahui, kertas yang mirip dengan uang pecahan Rp 100.000 itu uang asli atau mainan. Namun, ribuan lembar uang mirip uang itu yang memicu perhatian publik melalui video yang viral.
Mubaidi mengaku, dirinya bersama warga sekitar tidak mengetahui praktik penggandaan uang yang dilakukan Herman. Namun, dalam beberapa hari terakhir, banyak warga luar wilayah yang datang menanyakan kediaman Herman untuk berobat.
“Kalau di lingkungan sini taunya Herman. Beberapa kali orang luar nanya rumah ustad Hermawan. Tapi, di Kampung Ujung Harapan ustad itu banyak. Saya tanya, katanya mau berobat. Saya tunjukkan lokasi ketemu. Tapi saya kagetnya semalem, rame masuk youtube,” ucap dia.
Menurut Mubaidi, lokasi yang terdapat di video penggandaan uang itu merupakan rumah mertua Herman. Sejak menikah tiga tahun lalu, Herman kerap tinggal bersama istri dan anaknya di rumah mertuanya tersebut. “Waktu nikah, istrinya itu masih 16 tahun. Terus sekarang suka tinggal di sini,” ucap dia.
Baca juga: Polres Metro Bekasi Buka Penyelidikan Dukun Pengganda Uang Di Babelan
Sementara itu, usai ramainya kasus penggandaan uang ini, Mubaidi mengaku langsung menggali informasi dari warga. Beruntung, tidak ada warga yang menjadi korban penipuan penggandaan uang.
“Warga sini engga ada yang percaya. Kalau orang sini lihatnya itu sebagai tipu muslihat. Kejadiannya, itu saja. Alhamdulillah warga saya belum ada laporan yang kena tipu,” ucap dia. (arb)