RUANGBEKASI.ID | CIKARANG
Pelaksana Tugas Bupati Akhmad Marjuki, mengaku sudah melaporkan kondisi tanggul yang rusak ke pemerintah pusat. Dia meminta tanggul yang rusak diperbaiki permanen.
“Dalan waktu dekat, pihak Kementerian akan meninjau langsung. Kita berdoa semoga dari pusat bisa segera terlaksana sehingga perbaikan ke depan dapat dilakukan secara permanen,” ucapnya.
Sayangnya, dalam tinjauan ini Marjuki tidak memberi kejelasan nasib warga yang rumahnya hancur. Kepada warga yang rumahnya hancur, Pemkab Bekasi hanya memberikan bantuan sembako.
Sementara itu, Kepala Bidang Operasional BBWS Citarum, Joko Ahmad Salim menjelaskan, pada tahun 2021 pihaknya telah melakukan perbaikan tanggul di sejumlah titik.
Namun, pada tahun 2022 ini pihaknya akan mencoba untuk memperbaiki tanggul dengan menggunakan bambu. Karena, berdasarkan kajian yang telah dilakukan, bambu dinilai mampu lebih kuat menahan tanggul tersebut.
“Kami sudah lakukan perbaikan di 2021 kemarin, namun ternyata ada kerusakan kembali. Tahun 2022 ini kami akan berupaya untuk perkuat dengan bambu. Ini sudah dikaji oleh pusat, bahwa dengan bambu tanggulnya akan lebih kuat,” ucapnya. Hanya saja, Joko tidak menjelaskan kapan perbaikan tanggul akan dimulai.
Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi, Cecep Noor mengingatkan rencana perbaikan tanggul yang nyaris jebol di Cabangbungin harus dilakukan menyeluruh. Perbaikan yang bersifat sementara tidak akan menyelesaikan persoalan.
“Kami sudah tegaskan agar perbaikan itu dilakukan jangan setengah-setengah. Jangan sampai nunggu banjir besar dulu, atau nunggu dikunjungi presiden dulu baru diperbaiki permanen. Harusnya justru pencegahan, sebelum banjir itu langsung diperbaiki,” ucap dia.
Cecep mengaku, pihaknya beberapa kali menggelar rapat dengan BBWS Citarum untuk membahas perbaikan tanggul yang kritis di sepanjang dinding sungai di Kabupaten Bekasi. Namun, terkadang perbaikan yang direncanakan tidak sesuai dengan realisasi di lapangan.
“Jadi sering misalkan perbaikannya itu pas mau hujan saja, pas mau banjir saja. Sedangkan pas kemarau itu, tanggul justru dibiarin. Padahal kan pas kemarau itu jadi kesempatan buat benerin tanggul, ini malah dibiarin,” ucap dia.
Cecep menyatakan, revitalisasi Sungai Citarum harusnya jangan hanya dilakukan di wilayah hulu, namun juga di hilir. Apalagi, kata dia, Kabupaten Bekasi merupakan wilayah penyangga ibu kota negara yang harusnya mendapat perhatian lebih.
“Jangan hanya pajaknya saja atau investasi di bidang industrinya saja yang diprioritaskan tapi penanganan di tanggul-tanggul seperti ini juga ditangani. Jangan sampai warga kita yang menjadi korban lagi,” ucap dia. (arb/pr)***