CIKARANG | RUANGBEKASI.ID
Pemerintah Kabupaten Bekasi mengklaim 44.438 tenaga kerja berhasil terserap bekerja dalam berbagai sektor industri di sepanjang 2022. Peningkatan penyerapan tenaga kerja ini ditunjang dengan dibentuknya Tim Koordinasi Penanggulangan Pengangguran beberapa bulan lalu.
Namun demikian, pemerintah daerah masih harus bekerja ekstra keras karena mayoritas tenaga kerja yang terserap itu bukan merupakan warga Kabupaten Bekasi. Kondisi ini yang mengakibatkan banyak warga lokal yang menganggur meski daerahnya disebut memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.
“Memang salah satu pekerjaan rumah kita yaitu bagaimana meningkatkan kompetensi dari angkatan kerja dari Kabupaten Bekasi itu sendiri. Kompetensinya harus ditingkatkan sehingga mampu bersaing dengan angkatan kerja dari luar daerah,” ucap Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan.
Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, penyerapan jumlah pekerja telah mencapai 44.348 orang. Jumlah tersebut terhitung sejak Januari hingga pekan ketiga Oktober 2022.
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 35 persen atau sebanyak 11.925 orang yang merupakan warga lokal. Kriteria warga lokal merupakan mereka yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Kabupaten Bekasi.
“Dihitung dari total penyerapan tenaga kerja memang nilainya cukup bagus, ada lebih dari 40.000 tenaga kerja yang terserap untuk bekerja di Kabupaten Bekasi. Namun memang kami harus terus berupaya agar jumlah warga lokal juga jumlah meningkat yang terserap di dunia kerja,” ucap dia.
Tahun ini, Pemkab Bekasi melakukan penanganan yang berbeda terkait dengan persoalan ketenagakerjaan ini. Demi menekan tingginya angka pengangguran, Dani menerapkan skema layaknya penanggulangan covid-19 dengan membentuk satuan tugas khusus yakni Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Pengangguran Daerah Kabupaten Bekasi.
Tim ini dibentuk dari sejumlah organisasi perangkat daerah, akademisi, perwakilan pekerja dan dunia usaha. Setiap pekan mereka menggelar rapat untuk memaparkan perkembangan penyerapan angkatan kerja.
Hasilnya, penyerapan tenaga kerja dapat dioptimalkan karena adanya dari seluruh pihak untuk menyelesaikan persoalan pembangunan. “Intinya ada pembahasan yang secara rutin dilakukan. Ada pertemuan dari dunia usaha, pemerintah dan tenaga kerja ini sehingga ada keterkaitan,” ucap Dani.
Kendati telah menunjukkan perkembangan positif, Dani mengaku masih terus menekankan penyerapan tenaga kerja lokal yang maksimal. (arb)***